Suasana audiensi antara Gubernur Banten dan Rektor Untirta yang membahas rencana strategis pengembangan Fakultas Kedokteran Untirta.
📷:@hikmatullah04 Banten|eranews.id — Gubernur Banten Andra Soni menerima audiensi Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Prof. Fatah Sulaeman, di Ruang Kerja Pendopo Gubernur Banten pada Jumat (14/11). Pertemuan tersebut menjadi momentum penting bagi dunia kesehatan di Provinsi Banten, karena Untirta berencana membuka tujuh program studi (prodi) dokter spesialis dalam waktu dekat sebagai langkah strategis menjawab minimnya tenaga kedokteran di daerah.
Dalam suasana hangat dan penuh keakraban, Prof. Fatah menyampaikan bahwa fakultas kedokteran Untirta tengah bersiap untuk mengoperasikan tujuh prodi spesialis yang sangat dibutuhkan masyarakat. Program ini diharapkan menjadi tonggak baru peningkatan layanan kesehatan di Banten, sekaligus memperkuat posisi Untirta sebagai perguruan tinggi yang berkontribusi langsung pada pembangunan daerah.
Untirta menargetkan pembukaan tujuh prodi dokter spesialis berikut:
Spesialis Ortopedi
Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn)
Spesialis Penyakit Dalam
Spesialis Kesehatan Anak
Spesialis Bedah
Spesialis Anestesiologi
Ketujuh prodi ini merupakan bidang yang selama ini kekurangan tenaga medis di rumah sakit-rumah sakit Banten, baik di wilayah Serang, Cilegon, Pandeglang, Lebak, hingga Tangerang Raya.
Gubernur Andra Soni menyambut antusias rencana tersebut. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Banten siap memberikan dukungan penuh, baik dari sisi regulasi maupun sinergi kelembagaan.
“Ini langkah besar bagi Banten. Kehadiran dokter spesialis yang lahir dari daerah sendiri tidak hanya meningkatkan kualitas layanan kesehatan, tetapi juga memperkuat kemandirian daerah dalam menyediakan tenaga medis yang kompeten,” ujar Andra Soni.
Beliau juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pendidikan tinggi, dan fasilitas kesehatan — terutama rumah sakit daerah — agar proses pendidikan spesialis bisa berjalan optimal.
Selama bertahun-tahun, Banten masih menghadapi tantangan kurangnya dokter spesialis. Banyak warga harus dirujuk ke Jakarta atau Bandung untuk mendapatkan layanan tertentu. Dengan hadirnya prodi baru ini, masyarakat diharapkan tidak lagi mengalami hambatan akses layanan.
Prof. Fatah menambahkan bahwa pembukaan prodi spesialis ini bukan hanya memenuhi standar akademik, tetapi juga bentuk pengabdian Untirta kepada masyarakat Banten.
“Kami ingin mencetak dokter-dokter spesialis yang tidak hanya ahli, tetapi juga memiliki kepedulian sosial tinggi. Mereka adalah masa depan kesehatan Banten,” tegasnya.
Pembukaan tujuh prodi spesialis di Untirta menjadi angin segar bagi sektor kesehatan Banten. Jika berjalan lancar, Banten akan memiliki lebih banyak dokter spesialis yang tersebar merata hingga pelosok daerah. Hal ini bukan hanya tentang meningkatkan kualitas layanan medis, tetapi juga memperkuat rasa aman masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan yang dekat, cepat, dan manusiawi (rils).