Jakarta|Erenews.id— Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, buka suara soal memanasnya situasi perdagangan global yang dipicu oleh kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Meski dinilai sebagai ancaman bagi banyak negara, Bahlil menyebut kondisi ini sebagai hal yang lumrah dalam dinamika ekonomi dunia.
“Jadi betul terjadi perang dagang, tapi ini jangan juga dianggap sesuatu yang seolah-olah wah banget. Biasa saja, dinamika,” ujar Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (9/4).
Menurut Bahlil, yang terpenting saat ini adalah bagaimana Indonesia memperkuat ketahanan ekonominya sendiri. Dalam konteks sektor energi, ia menekankan pentingnya mengoptimalkan lifting minyak dan gas bumi (migas) demi menjaga kestabilan pasokan dalam negeri.
“Arahan Bapak Presiden jelas, kita harus memperhatikan ekonomi domestik kita. Kita harus berdiri di kaki sendiri,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bahlil menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan keunggulan komparatif Indonesia—yakni sumber daya alam yang melimpah. Menurutnya, hilirisasi industri adalah solusi konkret untuk meningkatkan nilai tambah di tengah tekanan global.
“Keunggulan komparatif kita itu adalah bahan baku. Maka hilirisasi salah satu solusi,” katanya.
Dalam pandangannya, perang dagang justru bisa menjadi momentum untuk refleksi dan konsolidasi kekuatan dalam negeri. Ia menyebut, di balik setiap tantangan selalu ada peluang yang bisa dimanfaatkan jika pemerintah dan pelaku industri mampu bergerak cepat dan komprehensif.
“Di balik ada masalah, kalau dalam sisi bisnis, di balik ada dinamika atau kekurangan, di situ pasti ada peluang. Ini semakin memperkuat kita di internal negara kita, bahwa ada introspeksi,” ujarnya.
Bahlil menutup pernyataannya dengan menyerukan agar pemerintah segera mengambil langkah konkret dalam mengakselerasi industrialisasi nasional.
“Segera ada langkah-langkah komprehensif untuk bagaimana menciptakan nilai tambah lewat hilirisasi, industrialisasi,” pungkasnya (red).