Kebangkrutan Synapse Fintech Rugikan Nasabah, Kerugian Capai Rp 1,5 Triliun

2 minutes reading
Wednesday, 27 Nov 2024 15:31 0 22 Hendra

Jakarta – Kebangkrutan perusahaan fintech Synapse telah menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi nasabahnya, dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun.

Masalah bermula pada Mei lalu, ketika Synapse terlibat perselisihan dengan Evolve Bank terkait saldo nasabah.

Perusahaan fintech ini sebelumnya bekerja sama dengan startup fintech seperti Yotta dan Juno, menawarkan rekening giro dan kartu debit yang terhubung ke layanan pinjaman kecil, termasuk Evolve.

Namun, perselisihan tersebut membuat Synapse mematikan akses ke sistem utama untuk memproses transaksi, yang menyebabkan peralihan besar-besaran nasabah dengan banyak kesalahan.

Hal ini mengakibatkan kebangkrutan perusahaan dan kehilangan dana nasabah yang cukup signifikan.

Menurut laporan, sejumlah dana nasabah masih hilang, dengan total mencapai US$96 juta (sekitar Rp 1,5 triliun).

Salah satu korban, Kayla Morris, kehilangan uang senilai US$282.153,87 (sekitar Rp 4,4 miliar) dan mengatakan akunnya terkunci selama enam bulan setelah masalah tersebut terjadi.

Meskipun ada harapan untuk pengembalian dana, Evolve Bank hanya menawarkan pembayaran sebesar US$500 (Rp 7,9 juta) sebagai ganti rugi, yang sangat mengecewakan.

Nasabah lainnya, Zach Jacobs, juga menghadapi hal serupa. Ia kehilangan tabungan sebesar US$94.468,92 (sekitar Rp 1,5 miliar), namun hanya akan mendapatkan US$128,68 (sekitar Rp 2 juta).

Untuk memperjuangkan haknya, Jacobs bergabung dengan kelompok korban yang menamai diri mereka “Fight For Our Funds,” yang kini memiliki 3.454 anggota. Total kerugian yang tercatat oleh kelompok ini mencapai US$30,4 juta (sekitar Rp 483,1 miliar).

Kasus ini terus bergulir di meja hijau, sementara nasabah berharap dapat memperoleh kejelasan tentang keberadaan dana mereka yang hilang.

LAINNYA