Gubernur Banten Andra Soni Terima Seba Gede dari Masyarakat Baduy Tahun 2025
Gubernur Banten Andra Soni menerima Laksa dari Jaro Tanggungan Keduabelas sebagai simbol tatabean pada prosesi Seba Gede masyarakat Baduy, Sabtu malam (3/5/2025).
📷 @tifandinata_ Serang|Eranews.id — Gubernur Banten Andra Soni menerima Seba Gede dari masyarakat Baduy dalam sebuah prosesi adat penuh makna yang digelar di Gedung Negara Provinsi Banten, Jalan Brigjen KH Syam’un No. 5, Kota Serang, Sabtu malam (3/5/2025). Penerimaan ditandai dengan penyerahan Laksa oleh Jaro Tanggungan Keduabelas sebagai simbol persembahan dan rasa syukur masyarakat Baduy atas hasil panen yang melimpah.
Prosesi Seba Gede merupakan tradisi tahunan masyarakat Baduy untuk menyampaikan amanat kepada pemerintah yang mereka sebut sebagai Bapak Gede. Dalam ritual inti yang disebut Purwa atau Panabean, Jaro Tanggungan Keduabelas menyampaikan ucapan tatabean sebelum menyerahkan Laksa.
“Saya sebagai Bapak Gede menerima Seba Gede masyarakat Baduy tahun ini. Semoga masyarakat Baduy semakin sejahtera, alamnya subur, makmur dan gemah, ripah,” ujar Andra Soni dalam sambutannya.Gubernur Banten Andra Soni Terima Seba Gede dari Masyarakat Baduy, Terima Laksa sebagai Simbol Tatabean
Selain menyerahkan simbol persembahan, Jaro Pemerintah Oom mewakili masyarakat Baduy menyampaikan sejumlah pesan penting dari para Puun (tetua adat). Salah satu pesan utama adalah agar pemerintah terus menjaga kelestarian alam, termasuk gunung-gunung yang sakral dan sungai-sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat.
“Kami juga minta agar fasilitas kesehatan yang ada dilengkapi dengan obat-obatan anti bisa ular. Ini penting agar masyarakat Baduy yang terkena gigitan ular bisa segera ditangani dengan baik,” ucap Oom.
Tradisi Seba Gede juga menjadi simbol komunikasi harmonis antara masyarakat adat dan pemerintah. Dalam kegiatan ini, ratusan warga Baduy Luar dan Baduy Dalam berjalan kaki dari pedalaman Kabupaten Lebak menuju Kota Serang untuk menyampaikan aspirasi, harapan, dan rasa syukur mereka secara langsung kepada pemerintah.
Momen sakral ini bukan hanya menjadi pengingat pentingnya pelestarian nilai-nilai adat dan lingkungan, tetapi juga memperkuat semangat sinergi antara pemerintah dan masyarakat adat untuk menjaga harmoni dan keseimbangan alam (rils).
Pos terkait
Baca juga
